Tragedi Metro Timur, Adik Perempuan Dikeroyok Dan Kakaknya Meninggal Dunia

FAKTA HUKUMJumat (25 Oktober 2024). LAMPUNG - Tragedi pengeroyokan di Kelurahan Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur Kota Metro, Provinsi Lampung meninggalkan rasa duka yang mendalam bagi keluarga korban pengeroyokan, mengakibatkan korban meninggal dunia. Pihak keluarga menduga ada dendam dari pelaku, seperti pada pemberitaan sebelumnya. 

Pihak keluarga korban merasa kabar di publik menjadi bermacam-macam penafsiran, terkait peristiwa yang menimpa korban. Oleh karenanya, pihak keluarga menyiapkan diri untuk berbicara kepada awak media.

Seperti pengakuan dari adik almarhum Imam Ardiansyah, Putri. Berawal dirinya saat berkumpul dengan teman-teman dan pacar, tersangka Rio yang sekarang ditangkap polisi, saat itu tiba-tiba datang dan sempat pergi.

"Sore hari ber-enam, berpasangan duduk. Di angkringan lapangan kampus. Teman si riski dan angga berikut pasangan. Tiba-tiba si Rio 

Ikut nimbrung, gak lama dia pergi.

Setelah maghrib, si Rio balik lagi kesitu bersama pasangannya (tania), dengan membawa minuman. Saya sempat pergi ke pekalongan.

Ada perempuan si Oca, marah dengan Rio dan Tania, bahwa angga telah memiki pasangan lain.

Sekitar jam setengah sepuluh saya dan teman-teman mau pulang, tapi ditahan Tania pacar Rio. 

Tak lama, oca dateng dan ribut dengan ayu. 

Karena selisih omongan, ada si Elsa teman pacar Rio itu, saya ingatkan jangan ikut campur urusan orang, sebab ayu teman saya, tetapi si Elsa nyiram segelas air ke saya. Dan pacarnya elsa malah ngebantuin mukulin saya. Saya sampai ditendang dipukul sama pacarnya elsa berikut sama kawan-kawannya laki itu juga, rame pokoknya yang mukulin saya sampai jatuh," terangnya.

Dia pun mengaku sampai berteriak kencang, sebab ramai orang yang memukulinya.

"Saya sampe teriak-teriak. Lalu mereka berhenti mukulin saya, namun mereka tetap nantangin. Dan si Rio marahin pacar saya, si Deska. Saya tahu kamu anak 21, saya cari kamu, saya tunggu kamu," kata Putri, menirukan ucapan Rio malam itu.

Menurutnya, Rio saat itu juga berkata kasar kepada Putri, dengan disusul kehadiran kakak dari Rio dan mengahampiri almarhum.

"Setelahnya, saya bilang kalo kamu berani jangan berani sama perempuan. Dan si Rio ngomong, panggil bapak kamu, siapa bapak kamu, saya tunggu.

Enggak lama kakak saya dateng, dan kakaknya Rio dateng juga pake mobil. Kakaknya turun dari mobil, langsung nyamperin kakak saya, imam. 

Ngapa kamu nganuin adek saya, kata kakaknya rio. Kakaknya Rio ngeluarin badek (pisau) dari sakunya. Tapi sempet jatuh senjata itu. Setelah itu, diambil lagi senjata itu, langsung masuk mobil, karena kakak saya udah lari. Langsung mereka ngejar kakak saya ke arah sekolahan SMP 4. Ada yang naik mobil, ada yang naik motor. Lebih kalo dari 15 orang. Saya langsung inisiatif ngejar kakak saya itu. 

Bener aja, pas di pengkolan SMP 4 itu, kakak saya udah terluka di leher, terus daerah ketiak badannya juga. Lalu, kakak saya manggil saya, bilang kakak udah enggak kuat. Terus saya bonceng kakak saya naik motor, kakak saya udah bercucuran darah," ungkapnya, sembari isak tangis pecah terbayang kejadian saat itu.

Kemudian, korban pun berkata kepada adiknya bahwa tidak kuat lagi menahan rasa sakit saat itu.

"Sampe pengkolan warung seblak kaka saya jatuh, karena udah gak kuat lagi. Geletak di pinggir jalan, seperti yang di video yang viral itu. Lalu ada mobil bak lalu dibawa orang-orang ke rumah sakit. Handphone almarhum kakak saya juga sampe hilang. Padahal handphonenya di kantong sebelum kejadian.

Anwar, selaku saudara korban Imam, mengatakan bahwa dirinya ditelpon oleh korban Imam. 

"Saya ditelpon, udah kedengeran suara rame orang. Ketemu di SMP 4 dia bawa balok sejenis kayu, alamrhum. Setelah itu dia bilang ngajak ayok nyamperin mereka, begitu ngedeket, almarhum langsung dihajar pake pisau di dadanya kanan kiri atau satunya di deket ketiak gitu. Saya lari, karena mereka ngincer saya juga, saya juga dikejar mereka, rame banget, mobil expander putih sama brio item. Saya muter. Ketemu kakak lagi, ngeliat kakak udah geletak depan warung seblak. Lalu saya minta tolong ke orang lewat yang bawa mobil untuk bawa kakak ke rumah sakit. 

Tapi sebelumnya memang sempat dirampas handphone saya sama orang-orang rombongan mereka. Namun, saya ambil lagi handphone saya, terus saya lari pergi bawa motor dan enggak kekejer sama mereka," jelasnya.

Saksi mata saat itu, inisial H, menerangkan bahwa saat memasak dagangannya, melihat dengan jelas Putri telah dikelilingi banyak orang, lalu dikeroyok dengan perempuan dan laki-laki.

"Saya lagi masak. Jadinya liat si Putri ini, dirubungin orang rame. Mata saya kurang fokus. Soalnya saya fokus k putri itu aja. Karena dia keroyok laki sama perempuan juga rame, dipukulin putri itu. 

Selesai dikeroyok putri itu, saya narik lah kawannya putri juga yang kecil itu. 

Lalu saya duduk di pinggir jalan, ada mobil expander putih dateng, si kakaknya Rio. 

Almarhum saya lihat masih tenang di atas motor. Almarhum sempat bilang, kalau berani satu lawan satu, itu pendengaran saya," ujarnya.

Tak hanya itu, dia juga melihat kakak dari Rio tersebut menyiapkan senjata tajam (sajam) dari dalam mobilnya.

"Terus saya liat kakaknya Rio ini ngeluarin laduk (pisau, red) dari dalam mobil. Almarhum ini masih ngobrol sama si Putri. Saya enggak denger apa yang diobrolin. 

Terus almarhum ini lari, dikejar sama rombongan mobil dan motor, ada juga yang lari ngejar. 

Saya mau ngejar mau melerai, tapi ditahan sama Bang Anes. Karena mungkin alasannya, melihat mereka udah bawa sajam. Lalu saya pura-pura duduk diangkringan, lihat abang itu udah duduk juga, saya lari ke arah mobil itu. Tapi begitu dekat, mobilnya kosong, posisi pintunya kebuka semua di pertigaan dekat masjid itu. Saya bingung, enggak tahu mereka pada kemana. Selang sepuluh detik kira-kira, si Rio balik k mobil itu dengan membawa senjata atau pisau itu. Kakaknya jadi supirnya," sambung H.

Inisial H juga memperhatikan saat kepolisian melakukan olah TKP. Saat itu pemikiran H, almarhum mampu lepas dari kejaran pengeroyokan itu, tapi ternyata telah tiada.

"Lalu pas olah TKP, saya melihat pecah-pecahan botol, lalu darah bercecer di pertigaan masjid itu. Saya kira almarhum berhasil kabur, enggak lama saya dapat kabar almarhum udah enggak ada," ucapnya. 

Mewakili keluarga korban, Ayah almarhum Imam Ardiansyah berharap, semua pelaku yang terlibat pengeroyokan tersebut dapat ditangkap dan diadili dengan hukuman setimpal.

"Kami pihak keluarga menuntut para pelaku pengeryokan, pembunuhan itu, dapat dituntut dengan pasal pengeroyokan, pembunuhan berencana. Tolong para penegak hukum peduli dengan rasa sakit yang kami alami, bagaimana jika hal ini terjadi pada anda-anda semua," tegas Hermansyah TR, kepada media. (red).

Ads

نموذج الاتصال